Fasilitas Ibadah banyak terkena dampak dari Gempa dan Tsunami di Palu, Sigi dan Donggala. Selain tempat tinggal warga fasilitas ibadah merupakan sarana penting yang harus di pulihkan. Wahana Muda Indonesia menginisiasi konsep Masjid tumbuh.
“Ini merupakan konsep modern yang aplikatif menekankan berbagai asfek fundamen”, ungkap M Zaenul sekretaris penanggulangan bencana WMI di SULTENG.
Handriansyah Ketua Umum WMI menjelaskan “Kunci utama masjid tumbuh ini, Pertama, kita perhatikan betul cakar ayamnya, kedalaman, kontur tanah, penggunaan dan ukuran besi, besi ulir, dan campuran beton cornya.” Jadi tugas utama kira adalah membuat rangka utama, mulai dr Cakar ayam, tiang, pondasi, Slup diatas pondasi, Tiang tarik, ungkap Ketum WMI.
Pembanagunan masjid tumbuh yang di inisiasi WMI ada di tiga lokasi. Menurut Noer Azhari Divisi Program penanggulangan bencana WMI di SULTENG. Pembangunan Masjid Tumbuh WMI pertama Masjid Al Hidayah di Dusun Dua Desa Salua Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi. Tahap pengerjaannya On progres rangka cakar ayam yg jadi 14 buah. Kemudian memasang tiang pancang paku bumi sederhana, karena kontur tanah berpasir.
Lokasi Pembangunan Masjid Tumbuh WMI kedua yaitu Masjid Nur Huda di Dusun 3 Labuana Desa Lende Tovea Kec Sirenja Kab Donggala. Perkembangan On progres Pembelanjaan material pondasi. Lalu clearing Lokasi relokasi masjid pasca tsunami, di lanjutkan pasang patok dan boplank.
Lokasi pembangunan Masjid Tumbuh WMI ketiga adalah Al Haq di Desa Saluki Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi, sedang proses Assesmen Tokoh masyarakat dan Panitia untuk menyusun RAB.
Leave a Reply